42 tahun SAORAJA Gank (SRJ) Dalam Kebersamaan
Oleh : Prof Andi Muhammad Iqbal., Ph.D
Reuni dan ulang tahun ke 42 SAORAJA gank adalah pertemuan merajut kembali silaturahim teman sekolah, kawan kuliah, sahabat, dan sejawat lainnya yang selalu dinanti natikankan.
Seperti biasanya, kegiatan yang dilakukan peserta adalah memutar longterm memori di hippocampus pada otak kita dan bernostalgia dengan momen-momen berharga masa lalu dalam kebersamaan suka dan duka.
Reuni Saoraja menjadi ajang mengingat tingkah laku di acara reuni dan Milad SRJ teman-teman yang “agak nakal” dan bercerita tentang apa yang terjadi dan berbagi kenangan indah masa lalu bersama dengan masing- masing dari mereka sejak berpisah dan terpencar-pencar.
Baca juga : Makna Perubahan dalam Konteks Pembangunan & Pengembangan Daerah
Selain mempererat tali silaturahim peserta berharap kegiatan reuni yang kita lakukan ini dapat mengatifkan memori otak sehingga mampu memperbaiki fungsi nucleus accumbens, yaitu bagian otak yang mengurus kesenangan dan memperbaiki mood dan fungsi otak serta motorik tubuh kita.

Saoraja Gank, sebuah organisasi uniq yang dimotori oleh para generasi X dengan ciri karakter yang dimilikinya yaitu generasi mandiri dan tangguh hadir berdiri sejak tahun 1982. Keuniqan dan kekhasan Saoraja ibarat pesawat autopilot berjalan lancar tanpa embel-embel susunan kepengurusan, tanpa sekat heirarki, jabatan dan strata sosial.
Baca juga : Pemerintah Pusat dan Keberpihakannya pada Ketahanan Pangan Sulsel
Para anggota dengan rerata umur yang sudah pada matang, berkisaran setengah abad namun nampak lebih energik dari pada para generasi Z sekarang ini. Para anggotapun merasa tidak pernah mendirikannya secara khusus melainkan hadir laksana air mengalir dengan semangat kebersamaan dan kekompakan sejak masih pada usia sekolah menengah pertama (SMP) yang berlokasi di Jantung kota Sutra, Sengkang Wajo.
Nama Saoraja (SRJ) lahir dari nama sebuah bangunan istana/kediaman Datu Ranreng Bettengmpola ke-27 yang dibangun sekitar 1933 saat pemerintah kolonial Belanda masih berkuasa. Oleh masyarakat lebih mengenal bangunan istana ini dengan nama Saoraja Mallangga kini menjadi Museum Simettengpola Saoraja Mallangga.
Saoraja Mallangga menjadi tempat berkumpul bercanda gurau, bermain, begadang, curhat curhatan dan kala itu pulalah menjadi cikal bakal kebersamaan keanggotaan Saoraja (SRJ) terjalin dan eksis hingga pada dan abad ini.
Di Forerst camp. Malino yang berselimuti kabut dingin dan selingan gerimis serta hujan. Peserta reuni dan milad sangat asyik, dan yang hadir berasal dari berbagai kalangan yang kini telah sukses di berbagai bidang pekerjaan dan profesi masing-masing sangat menikmati acara ulang tahun ke 42 di penghujung tahun 2024 (tgl 24 sd 26 Desember).
Baca juga : Sinergi Baru dari Sulawesi Selatan
Dipandu oleh Andi Yudha Yunus (Pung Yudha) yang selalu sensasional dan acara dibuka oleh salah seorang senior anggota Saoraja yaitu Andi Bau Sangkawana Sangkuru (Pung Datu) kemudian dilanjutkan dengan pesan dan kesan masing-masing peserta serta pemotomgan tumpeng dan kue.
Nampak terasa dari raut wajah yang penuh dengan kegembiraan bertemu dan bertegur sapa, saling bercerita, bernyanyi bersama dan mengingat kembali momen indah dan terkadang lucu dan menggelikan yang pernah dilalui dan menjadikannya sesuatu itu saling menguatkan dalam perjalanan hidup selanjutnya.
Selamat Milad ke 42 Saoraja gank.
Malino 24-26 Desember
Pingback: RSU St Madyang Terima Penghargaan dari BPJS Kesehatan tahun 2024 - celotehmuda.com
Pingback: Tokoh Pers Sulawesi Selatan meninggal Dunia, Attock : Selamat Jalan Pak Alwi - celotehmuda.com