“Wajo Catat Inflasi Terendah di Sulsel: Kerja Tim TPID dan OPD Berbuah Manis”

Wajo, 2 Januari 2025 – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal tahun ini, Kabupaten Wajo mencatatkan inflasi terendah di Sulawesi Selatan untuk bulan Desember 2024. Inflasi month-to-month (m-to-m) tercatat sebesar 0,08%, sedangkan year-on-year (y-on-y) berada di angka 0,68%. Keberhasilan ini dinilai sebagai hasil kerja keras dan sinergi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Wajo.

Baca juga : Terbit perdana : Celoteh bahas kesehatan mental di era digital

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Andi Muh Baso Iqbal, yang juga merupakan Koordinator TPID, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. “Dengan inflasi m-to-m 0,08% dan y-on-y 0,68%, Kabupaten Wajo menjadi yang terendah di antara kabupaten/kota lainnya di Sulsel. Ini adalah hasil kerja sama yang solid antara TPID yang diketuai Ibu Sekda dan dukungan penuh dari seluruh OPD,” tuturnya.

Penyumbang utama inflasi di Wajo pada Desember 2024 berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,92%, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,17%. Namun, upaya pengendalian yang efektif mampu menjaga stabilitas harga secara keseluruhan.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Andi Aso Ashari, keberhasilan ini tidak terlepas dari peran semua pihak yang terlibat. “Dukungan seluruh elemen, termasuk kerja sama dengan pelaku usaha, masyarakat, dan lembaga terkait, sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah,” katanya.

Baca juga : LPK WIM Mohon doa Harumkan Nama Wajo di Penganugerahan Siddhakarya

Penjabat Bupati Wajo, Andi Bataralifu, turut memberikan apresiasi kepada tim dan semua pihak yang berkontribusi. “Keberhasilan ini adalah bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat. Saya harap kolaborasi ini terus dipertahankan dan ditingkatkan demi kesejahteraan masyarakat Wajo,” ujarnya.

Capaian ini menjadi motivasi bagi Kabupaten Wajo untuk terus memperkuat strategi pengendalian inflasi di tahun-tahun mendatang, guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Celoteh)