02 Desember 2025 | oleh Celotehmuda.com
Celotehmuda.com •• Wajo – Workshop dalam rangkaian HIPMI Wajo Festival (HIWAFI) Internasional 2025 membahas tantangan digital yang dihadapi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta menawarkan solusi melalui pendekatan kolaborasi Pentahelix.
Kegiatan berlangsung di Lapangan Merdeka Sengkang, Kabupaten Wajo, Selasa (2/12/2025).
Baca Juga: Festival UMKM Karang Taruna Wajo 2025 Catat Perputaran Ekonomi Rp290 Juta dan 21 Ribu Pengunjung
Workshop ini mengusung tema “Kolaborasi Pengusaha Muda Sebagai Pilar Strategis dalam Mendorong Transformasi Ekonomi Nasional Menuju Indonesia Emas”.
Sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Kabupaten Wajo ikut hadir mengikuti materi dari dua narasumber.
Workshop dipandu oleh Amran, S.Sos., M.Si., yang membuka diskusi mengenai peran kolaboratif lintas sektor dalam mendukung UMKM menghadapi perubahan ekonomi.
Narasumber pertama, Dr. Ir. Hasby Abbas, MT.MM., memaparkan berbagai tantangan yang masih dihadapi UMKM, terutama terkait permodalan, literasi digital, dan akses pasar.
“Tantangan klasik yang pertama adalah akses pemodalan atau akses pembiayaan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kehadiran HIPMI dapat menjadi jembatan bagi UMKM yang membutuhkan dukungan permodalan.
“Kita beruntung punya HIPMI yang insya Allah akan menjadi fasilitator atau jembatan bagi UMKM-UMKM,” kata Hasby.
Hasby juga menekankan perlunya kolaborasi Pentahelix yang melibatkan akademisi, pemerintah, komunitas, pelaku bisnis, dan media.
Menurutnya, pola kolaboratif tersebut dapat memperkuat ekosistem pengembangan UMKM di daerah.
“Model kolaborasi ini sangat diperlukan agar UMKM kita bisa tumbuh dan beradaptasi dengan perubahan,” katanya.
Narasumber kedua, Prayudi, SE., MBA., memaparkan materi terkait peran teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam sektor bisnis dan pendidikan. Ia menjelaskan bahwa pola pemasaran konvensional mulai ditinggalkan dan digantikan strategi digital.
Baca Juga: Esports Jadi Ruang Positif ASN Wajo, Syamsul Bahri: ‘Yang Penting Tidak Lari ke Negatif’
“Kalau dulu bagi-bagi brosur itu masih efektif digunakan untuk pemasaran. Sekarang itu sudah mulai ditinggalkan, jadi strateginya lebih banyak melalui dunia digital,” jelasnya.
Prayudi juga meminta peserta untuk tidak menjauh dari perkembangan teknologi.
“Maka dari itu kita perlu mendekatkan diri kepada teknologi. Jangan menganggap teknologi menjadi bagian yang terpisah,” ucapnya.
Moderator Amran menyampaikan bahwa pemahaman teknologi penting diterapkan dalam aktivitas pendidikan maupun dunia kerja.
“Kita harus akrab dengan teknologi dan mengintegrasikannya ke dalam aktivitas sehari-hari,” katanya.
Sekretaris Panitia HIWAFI 2025, Muhammad Indra, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah berjalan lancar dan sesuai apa yang diharapkan dari HIWAFI sendiri,” ujarnya.
Ia berharap ilmu yang disampaikan narasumber dapat memberikan manfaat bagi peserta, khususnya mahasiswa.
“Semoga ilmu-ilmu yang didapat dari narasumber mendapatkan kecerahan bagi adik-adik mahasiswa,” katanya.
Selain itu, Muhammad Indra menekankan pentingnya keberlanjutan kegiatan serupa sehingga dapat menjadi wadah kolaborasi berbagai pihak untuk kemajuan daerah.
Baca Juga: Audiensi ke PN Wajo, JMSI Dapat Dukungan untuk Edukasi dan Publikasi Hukum
“Berharap mungkin lagi ada agenda-agenda tahunan yang bisa kita laksanakan dan lebih meriah serta lebih berkolaborasi antara pemerintah dan para stakeholder,” ungkapnya.
Workshop ini menjadi salah satu rangkaian HIWAFI 2025 yang menekankan pentingnya sinergi Pentahelix untuk memperkuat UMKM di Kabupaten Wajo di tengah perkembangan digital.
Salman Alfarisi