Trump Umumkan Rencana Pengenaan Tarif 10 Persen terhadap Barang Impor dari China, Memicu Kekhawatiran Perang Dagang

Trump Umumkan Rencana Pengenaan Tarif 10 Persen terhadap Barang Impor dari China, Memicu Kekhawatiran Perang Dagang

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan rencananya untuk mengenakan tarif 10 persen terhadap barang impor dari China mulai 1 Februari mendatang. Keputusan ini memicu kekhawatiran di kalangan analis ekonomi bahwa langkah tersebut dapat memperburuk hubungan dagang dan berpotensi memicu perang dagang antara kedua negara besar tersebut.

Ancaman pengenaan tarif ini muncul setelah Trump pada Senin lalu menyatakan keinginannya untuk mengenakan bea masuk sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko. Hal ini diungkapkan sebagai respons atas tuduhan terkait masuknya obat terlarang fentanil dan imigran ilegal ke AS, seperti yang dilaporkan oleh media lokal.

Pada hari Selasa, Trump memperjelas bahwa tarif 10 persen terhadap China adalah sebagai respons terhadap peran China dalam krisis fentanil yang melanda AS. Trump menuduh bahwa obat terlarang tersebut dikirim dari China ke AS melalui jalur Kanada dan Meksiko, sehingga menyebabkan kerusakan besar di AS.

Kita berbicara tentang tarif 10 persen terhadap China berdasarkan fakta bahwa mereka mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada,” ujar Trump dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh sejumlah media.

Potensi Dampak Ekonomi dan Perang Dagang

Rencana Trump untuk memberlakukan tarif terhadap tiga negara, yakni China, Kanada, dan Meksiko, menimbulkan kekhawatiran di kalangan analis ekonomi. Mereka memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa memicu kejatuhan industri AS yang bergantung pada perdagangan internasional dan berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan global. Tarif yang lebih tinggi dapat memengaruhi berbagai sektor industri, termasuk manufaktur dan pertanian, serta berpotensi merugikan konsumen Amerika.

Pengenaan tarif yang lebih tinggi terhadap barang impor China juga dikhawatirkan akan memperburuk hubungan dagang yang sudah tegang antara kedua negara. Sebelumnya, Trump telah meneken sejumlah kesepakatan dagang, termasuk Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) dan pakta dagang terbatas dengan China yang lebih menguntungkan bagi petani AS. Namun, Trump terus mengisyaratkan niatnya untuk menegosiasikan kembali kesepakatan-kesepakatan tersebut selama masa jabatannya yang kedua.

Tanggapan Beijing

Menanggapi rencana tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menegaskan bahwa Beijing akan melindungi kepentingan nasionalnya. Mao menyatakan bahwa perang dagang atau perang tarif tidak menguntungkan bagi siapa pun dan China akan tetap tegas dalam mempertahankan hak-haknya.

Tak ada yang menang dalam perang dagang atau perang tarif, dan China akan dengan tegas melindungi kepentingan nasionalnya,” ujar Mao Ning, seperti yang dikutip oleh Global Times.

Tentu saja, ancaman tarif baru ini semakin menambah ketegangan antara AS dan China, yang selama beberapa tahun terakhir telah terlibat dalam perang dagang yang mempengaruhi banyak sektor ekonomi global.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan rencananya untuk mengenakan tarif 10 persen terhadap barang impor dari China mulai 1 Februari mendatang.

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *