10 September 2025 | oleh Celotehmuda.com
Celotehmuda.com •• Wajo – Puluhan massa yang tergabung dalam Kesatuan Rakyat Menggugat (KERAMAT) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Wajo, Rabu (10/9/2025).
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap kinerja Anggota DPRD Wajo.
Baca Juga: Andi Bayuni: Proyek Jalan Lajokka–Macero Jangan Sampai Jadi Mubazir
Hal unik terlihat dalam unjuk rasa ini. Massa membawa keranda mayat sebagai simbol bahwa suara rakyat di Kabupaten Wajo telah mati.
Orator aksi, Firdan, menyampaikan bahwa aksi ini dilakukan untuk mengingatkan DPRD agar benar-benar menjalankan fungsi pengawasan dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami datang untuk meminta pertanggungjawaban. Jangan hanya menampilkan slogan ‘Wajo cinta damai dan kondusif’, tapi kondusif yang dimaksud haruslah dibarengi kesejahteraan masyarakat dan bebas dari penyimpangan,” ujarnya lantang di depan gedung DPRD.
Setelah berorasi, massa kemudian diterima masuk ke Ruang Aspirasi DPRD Wajo untuk menyampaikan langsung tuntutan mereka.
Ketua DPRD Wajo, Firmansyah Perkesi, menerima langsung massa aksi didampingi unsur pimpinan dan perwakilan tiap komisi DPRD.
Ia menegaskan, seluruh aspirasi yang disampaikan akan ditindaklanjuti.
“Kami akan memanggil mitra terkait melalui rapat gabungan komisi untuk menjawab tuntutan ini. Semua komisi hadir, lengkap, dan aspirasi ini akan dibahas bersama,” tegasnya.
Firmansyah menyebut penerimaan aspirasi tersebut merupakan bentuk komitmen DPRD dalam merangkul aspirasi masyarakat, bahkan menyebutnya sebagai penerimaan aspirasi yang paripurna.
Dalam aksi tersebut, KERAMAT melayangkan delapan tuntutan, di antaranya:
1. Menghapus tunjangan perumahan DPRD Kabupaten Wajo.
2. Menghapus perjalanan dinas luar provinsi DPRD Kabupaten Wajo.
Baca Juga: Mengenang Andi Syarifuddin, Lurah Uraiyang yang Dikenal Dekat dengan Warga
3. Mengembalikan anggaran media ke Sekwan DPRD Wajo karena berpotensi menjadi temuan BPK.
4. Mendesak ULP agar netral.
5. Dugaan swakelola dinas pendidikan dikelola pihak luar.
6. Petani beras kesulitan menjual hasil panen ke Bulog.
7. Usut tuntas dugaan korupsi pengadaan alkes RSUD Siwa TA 2025.
8. Perbaikan layanan PDAM Sengkang yang airnya keruh dan tidak lancar.
Koordinator Lapangan KERAMAT, Hardiansyah, menegaskan aksi ini lahir dari keresahan masyarakat Wajo.
“Dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi. Karena itu kami berinisiatif untuk turun unjuk rasa,” katanya.
Selain isu pelayanan publik, aksi ini juga menyinggung masalah ekonomi daerah.
Owner Jek Kurir Sengkang, Andi Gunardi Azis, menyebut 80 persen perputaran ekonomi Wajo didominasi oleh pejabat dan ASN.
Baca Juga: DPRD Wajo Fasilitasi RDP Bahas Konflik Tambang Pasir, Harap Ada Solusi Tanpa Merugikan Pihak Manapun
“Lapangan kerja untuk pemuda masih minim. Kami berharap ada kebijakan yang mampu membuka ruang kerja bagi masyarakat,” ucapnya.
Aksi KERAMAT di DPRD Wajo berjalan damai meski dengan tuntutan keras. Aspirasi yang disampaikan akan dibahas lebih lanjut oleh DPRD bersama mitra terkait.
Salman Alfarisi