Kemenag Sulsel Adakan Coaching Klinik Konten Digital, Penyuluh Agama Islam Diminta Jadi Influencer Kebaikan

18 Juli 2025 | oleh Celotehmuda.com

Kemenag Sulsel Adakan Coaching Klinik Konten Digital, Penyuluh Agama Islam Diminta Jadi Influencer Kebaikan
Bagikan artikel ini:

Celotehmuda.com, Makassar – Penyuluh Agama Islam (PAI) di era digital kini dituntut untuk melek teknologi, mengingat peran mimbar atau forum resmi dakwah tidak lagi menjadi satu-satunya wadah komunikasi. Untuk menjawab tantangan tersebut, Bidang Penaiz Kanwil Kemenag Sulsel menggelar kegiatan bertajuk “Coaching Klinik Pembuatan Konten Digital Inklusif dan Transformatif bagi Penyuluh Agama Islam” yang berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Sulsel.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih para penyuluh agar mampu menyampaikan pesan agama dengan cara yang lebih relevan melalui platform media sosial, seperti TikTok, Instagram, Facebook, dan YouTube.

Baca Juga: Kasus Hoaks Kanibal Jadi Alarm Literasi Digital di Sulsel

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf, H. Mulyadi Iskandar, yang mengutip sebuah hadits yang menginspirasi, “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim).

Dalam sambutannya, Mulyadi menekankan pentingnya peran penyuluh dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, dengan memanfaatkan media digital yang kini menjadi pilihan utama bagi generasi muda.

“Kita harus bisa menyampaikan nilai-nilai agama lewat bahasa yang dipahami generasi masa kini. Semua kegiatan keagamaan harus mampu hadir di tengah masyarakat melalui media sosial, video pendek, podcast, hingga tulisan-tulisan yang menyentuh,” ujar Mulyadi, menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman dalam menyampaikan dakwah.

Sebanyak 30 peserta, yang terdiri dari Tim Efektif Media Sosial 7 Kabupaten/Kota, tim provinsi, serta peserta partisipatif daring dan luring, terlibat dalam pelatihan ini. Mereka dibimbing untuk menjadi penyuluh yang kreatif, kolaboratif, dan melek teknologi. Dalam pelatihan ini, para peserta tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga langsung mempraktikkan pembuatan konten digital, mulai dari merancang ide, menulis naskah, hingga menyampaikan pesan yang kuat melalui format digital yang variatif.

Baca Juga: “Pemimpin Bukan Bos”: Aliyah Mustika Ilham Buka Hati Soal Arti Kepemimpinan dan Pengabdian

Ketua Tim Penyuluh Agama Islam Kanwil Kemenag Sulsel, H. Sawedi, dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi regulasi baru dari Dirjen Bimas Islam yang mengharuskan penyuluhan agama dilakukan melalui media sosial sebagai sarana utama komunikasi di era digital.

“Pelatihan ini adalah bentuk keseriusan kami dalam memastikan penyuluh agama tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga teknologi untuk menyebarkan dakwah yang efektif,” kata Sawedi.

Para narasumber yang hadir dalam acara ini adalah praktisi profesional di bidang komunikasi digital, seperti Alwiyah Nur Syarif yang memberikan materi tentang cara berkomunikasi efektif, Nursati Octavana yang membagikan tips menciptakan konten edukatif yang menarik, serta Ade Irma Suriyanti yang membangkitkan semangat melek teknologi di kalangan penyuluh.

Baca Juga: 40 Satpol PP Disiagakan, Pemkot Makassar Bantu TNI-Polri Amankan Tallo

Pelatihan ini bukan hanya bertujuan untuk mencetak penyuluh agama yang melek teknologi, tetapi juga untuk menciptakan konten dakwah yang inklusif, bermakna, dan bisa menjangkau berbagai kalangan. Salah satu peserta mengungkapkan, “Kita bukan sekadar hadir, tapi ingin tumbuh dan belajar bersama. Kita ingin melahirkan konten yang bukan hanya viral, tapi juga bermakna dan membawa maslahat.”

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, acara ini menjadi langkah awal untuk membangun ekosistem dakwah digital yang berdaya, berwarna, berakhlak, dan berdampak. Sebagaimana ditegaskan oleh panitia, “Datang bukan sekadar hadir, tapi untuk tumbuh dan saling belajar. Semoga acara ini jadi titik lahir, konten kreatif yang inklusif. Dari Penyuluh, Untuk Semesta Maya.”

Editor : Salman Alfarisi