Meskipun gencatan senjata diumumkan pada Rabu, 15 Januari 2025, situasi di Gaza semakin genting dengan serangan udara Israel yang terus berlanjut. Warga Palestina yang berharap akan adanya perdamaian justru menghadapi kenyataan pahit, di mana jumlah korban jiwa dan kehancuran semakin bertambah.
Sejak pengumuman gencatan senjata tersebut, lebih dari 117 warga Palestina tewas, termasuk 30 anak-anak dan 32 perempuan. Lebih dari 264 orang dilaporkan terluka akibat serangan udara yang terus berlangsung di berbagai wilayah Jalur Gaza. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dan ketakutan di kalangan warga Gaza yang merasa gencatan senjata ini tidak akan bertahan lama.
Pada Jumat (17/1/2025), serangan udara Israel kembali menghantam tenda pengungsian di daerah al-Mawasi, barat laut Khan Younis, yang melukai sejumlah warga Palestina. Selain itu, serangan lainnya terjadi di kota Abasan al-Kabira, sebelah timur Khan Younis. Di lingkungan at-Tuffah, sebelah timur Kota Gaza, serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan tiga warga sipil Palestina dan melukai beberapa lainnya. Serangan ini juga menargetkan perkumpulan warga sipil, meningkatkan ketegangan di kawasan yang sudah sangat rentan ini.
Koordinator kantor berita WAFA melaporkan bahwa pasukan Israel menggunakan pesawat tak berawak untuk menyerang perkumpulan warga sipil yang sedang berkumpul, menambah daftar panjang korban tak berdosa di Gaza. Warga Palestina kini hidup dalam ketakutan, khawatir bahwa gencatan senjata ini hanya akan bertahan sementara.
Laporan dari Aljazirah menyebutkan bahwa warga Gaza menantikan hari Ahad, 19 Januari 2025, dengan perasaan yang bercampur aduk – harap dan waspada. Mereka berharap gencatan senjata ini bisa berlangsung lebih lama, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa perjanjian ini akan gagal. Sejumlah pengungsi yang kini berada di Kota Gaza berharap bisa kembali ke rumah mereka di wilayah utara Gaza, namun harapan itu semakin sulit terwujud karena serangan yang terus berlangsung.
Muhammad al-Hebbil, seorang pengungsi yang berasal dari Beit Lahiya, mengungkapkan, “Sejauh ini, berita mengenai kesepakatan itu menegangkan… jadi kami mengikuti berita 24 jam sehari.” Kondisi ini semakin memperburuk keadaan, dengan ribuan warga Palestina masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan, terpisah dari keluarga dan orang-orang tercinta selama lebih dari 15 bulan.
Perang yang telah berlangsung selama 15 bulan ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Konflik yang berkepanjangan ini juga mengundang respons dari pihak internasional, namun pihak AS cenderung tidak mengutuk agresi Israel. Brett McGurk, negosiator AS, bahkan menyatakan bahwa gencatan senjata yang diumumkan belum dimulai, meskipun lebih dari 117 warga Palestina telah menjadi korban serangan Israel.
Perjanjian gencatan senjata yang diumumkan oleh Qatar ini diharapkan dapat menghentikan agresi Israel, setidaknya sehari sebelum pelantikan presiden terpilih AS, Donald Trump. Namun, dengan serangan yang terus berlangsung, banyak pihak meragukan apakah perjanjian ini akan berhasil menciptakan kedamaian yang diinginkan oleh rakyat Gaza. Keadaan yang semakin genting ini hanya menambah ketegangan di kawasan yang telah lama dilanda konflik ini. ( Sumber : Prokalteng.co )
One thought on “Gencatan Senjata Gaza Terkendala: Serangan Israel Terus Berlanjut dan Korban Terus Berjatuhan”