CELOTEHMUDA.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan penguatan signifikan seiring dengan meredanya ketegangan tarif dagang antara AS dan China. Konflik perdagangan yang sempat mengguncang pasar global kini memasuki masa jeda, memberikan harapan stabilitas bagi pasar keuangan internasional, termasuk Indonesia.
Ketegangan memuncak pada awal April 2025. Pada 2 April, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif global sebesar 10% untuk semua impor, disertai bea masuk lebih tinggi untuk beberapa negara mitra dagang utama. Eskalasi berlanjut pada 8 April ketika Trump mengancam tarif tambahan 50% khusus untuk produk impor asal China, jika Beijing tidak mencabut kebijakan balasannya. Ancaman ini disampaikan melalui platform Truth Social dan menyebabkan kekhawatiran besar di pasar, dengan indeks saham global melemah selama tiga hari berturut-turut.
Situasi ini berdampak langsung pada nilai tukar rupiah. Pada 8 April 2025, rupiah terdepresiasi cukup tajam, melemah 1,84% dari posisi Rp16.555 per dolar AS menjadi Rp16.860 per dolar AS, setelah sebelumnya pasar tutup selama 1,5 minggu. Depresiasi sempat berlanjut pada 9 April, ketika rupiah sempat menyentuh titik terlemah intraday di Rp16.970 per dolar, meskipun ditutup stagnan di level penutupan sebelumnya.
Menanggapi gejolak tersebut, pada 9 April 2025, Presiden Trump mengambil langkah meredakan ketegangan dengan menunda sebagian besar tarif baru selama 90 hari. Penundaan ini dilakukan sebagai respons atas gejolak pasar keuangan yang menghapus triliunan dolar dari nilai pasar saham global. Meski demikian, tarif umum sebesar 10% terhadap hampir seluruh impor tetap diberlakukan, dan Trump tetap menyatakan niatnya menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China hingga mencapai total bea masuk sebesar 145%.
Stabilitas mulai terlihat menjelang akhir April. Penguatan rupiah terpantau jelas sejak 29 April 2025 dan terus berlangsung. Jika dilihat dalam periode antara 7 April hingga 13 Mei 2025, rupiah secara keseluruhan justru mencatat apresiasi sebesar 0,27%.
Perkembangan positif ini berpuncak pada 13 Mei 2025, ketika AS dan China mengumumkan kesepakatan damai sementara untuk menangguhkan tarif selama 90 hari. Dalam pernyataan bersama yang disampaikan setelah pertemuan di Jenewa, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif secara signifikan, mencapai pengurangan sebesar 115 persen poin.
Sebagai hasil dari kesepakatan ini, nilai tukar rupiah terus menguat. Dalam periode 13 hingga 23 Mei 2025, rupiah mencatat apresiasi sebesar 1,78%, menguat dari Rp16.510 per dolar menjadi Rp16.215 per dolar. Level ini merupakan posisi terkuat mata uang Indonesia sejak pertengahan Februari 2025.
Dengan tensi perang dagang yang semakin mereda dan optimisme pasar terhadap stabilitas perdagangan global, prospek penguatan rupiah ke depan terbuka lebar. Investor kini memiliki alasan yang lebih kuat untuk menaruh kepercayaan pada pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Editor : Salman Alfarisi
One thought on “AS-China Sepakati Gencatan Dagang, Rupiah Menguat ke Level Terkuat Tiga Bulan Terakhir”