Potensi Keuntungan Ojol Menginspirasi Pertanyaan Tentang Perlu Tidaknya Penguasaan Negara
Bisnis ojek online (ojol) di Indonesia telah menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak pihak. Dalam sebuah wawancara dengan salah satu pengemudi ojol, terungkap fakta menarik tentang bagaimana perusahaan ojol dapat meraup keuntungan besar dengan model bisnis yang sangat efisien.
Baca Juga : Koalisi LSM dan Media Wajo Peringatkan ATR BPN
Abang ojol yang saya wawancarai mengungkapkan bahwa rata-rata penghasilan bersihnya berkisar antara Rp100.000 hingga Rp200.000 per hari. Untuk mendapatkan jumlah tersebut, ia harus bekerja dari pukul 5 pagi hingga 9 malam dengan hanya satu jam istirahat. Namun, ia juga mengeluhkan bahwa menjadi pengemudi ojol sekarang terasa lebih berat dibandingkan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kebijakan perusahaan terkait porsi bagi hasil. Saat ini, perusahaan ojol mengambil 25% dari setiap tarif perjalanan, sementara pengemudi hanya mendapatkan 75%.

Sebagai ilustrasi, jika tarif perjalanan Rp10.000, pengemudi hanya menerima Rp7.500, sementara perusahaan mendapatkan Rp2.500. Padahal, beberapa tahun lalu, porsi perusahaan hanya sekitar 10%, yang berarti pengemudi bisa membawa pulang lebih banyak.
Model bisnis ojol memang sangat “cerdas”. Perusahaan tidak perlu menyediakan aset besar seperti motor atau merekrut pengemudi. Sebaliknya, para pengemudi sendiri yang menyediakan kendaraan dan bahkan membayar untuk jaket serta helm seragam mereka. Tak hanya itu, status pengemudi yang disebut “mitra” memungkinkan perusahaan menghindari kewajiban seperti membayar tunjangan hari raya (THR) atau pesangon. Jika seorang pengemudi bermasalah atau tidak perform, perusahaan dapat memutus hubungan kerja tanpa risiko hukum.
Sebagai gambaran, perusahaan seperti Grab memiliki sekitar 1,5 juta pengemudi di Indonesia. Jika setiap pengemudi menghasilkan bagi hasil Rp10.000 per hari untuk perusahaan, maka pendapatan harian Grab mencapai Rp15 miliar! Itu belum termasuk potensi dari layanan tambahan seperti pesan antar makanan atau logistik. Melihat betapa besar keuntungan yang diraih dan peran bisnis ini dalam menopang ekonomi jutaan rakyat Indonesia, muncul pertanyaan: apakah bisnis ini seharusnya dikuasai oleh negara? Dengan demikian, keuntungan besar ini dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan pengemudi dan masyarakat luas, serta menjadi jaring pengaman sosial yang lebih baik.

Bisnis ojol memang menawarkan inovasi luar biasa, tetapi perlu diiringi dengan regulasi yang adil agar tidak hanya menguntungkan segelintir pihak. Jutaan pengemudi ojol yang bekerja keras setiap hari pantas mendapatkan porsi yang lebih adil dari keuntungan besar ini.
Baca juga : Benarkah Ganti Oli Mesin Hanya Gimik Marketing
Dengan regulasi yang tepat, diharapkan kesejahteraan pengemudi ojol dapat meningkat dan perusahaan ojol tetap dapat beroperasi dengan efisien. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa model bisnis ojol tetap berkelanjutan dan adil bagi semua pihak yang terlibat.
Masa depan bisnis ojol di Indonesia terlihat cerah, namun tantangan tetap ada. Dengan kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan pengemudi, bisnis ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Pingback: Daftar Harga Rokok Mulai 2025, Tips Berhenti Merokok - celotehmuda.com
Pingback: Advokat Terlibat Cekcok dengan Pengendara Ojol di Makassar, Picu Sorotan Publik - celotehmuda.com