Mengapa Buras Selalu Hadir di Meja Makan Saat Idul Fitri?

CELOTEHMUDA.COM — Buras, makanan khas yang banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, memiliki tempat istimewa dalam perayaan Idul Fitri. Makanan ini tidak sekadar hidangan pelengkap, tetapi juga menyimpan makna dan filosofi yang mendalam bagi masyarakat Bugis dan Makassar.

Buras atau burasa terbuat dari beras yang dimasak dengan santan, dibungkus daun pisang, lalu direbus dalam waktu lama. Proses pembuatannya yang memerlukan waktu dan tenaga melambangkan kesabaran serta ketekunan dalam menjalani kehidupan.

Selain itu, buras sering kali dibuat dalam jumlah banyak dan dibagikan kepada sanak saudara, tetangga, serta tamu yang berkunjung saat Lebaran. Ini mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan yang menjadi inti dari perayaan Idul Fitri.

Dalam tradisi masyarakat Sulawesi Selatan, buras menjadi makanan yang selalu hadir di meja makan saat Idul Fitri, berdampingan dengan coto Makassar, opor ayam, atau rendang.

Kebiasaan ini menunjukkan bahwa buras bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kehangatan keluarga. Setiap gigitan buras mengingatkan pada kasih sayang dan kenangan manis bersama orang-orang terdekat.

Buras berbentuk lonjong dan dibungkus rapat dengan tali rafia atau daun pisang yang diikat kuat. Bentuk ini melambangkan eratnya persaudaraan dan hubungan antarumat Islam. Tali pengikat juga memiliki filosofi sebagai lambang ikatan batin yang kuat antara manusia dengan Tuhan dan sesama.

Meskipun zaman terus berkembang, tradisi membuat dan menikmati buras tetap dijaga oleh masyarakat Bugis-Makassar. Ini adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur dan upaya melestarikan kearifan lokal yang kaya makna.

Dengan segala makna yang terkandung di dalamnya, buras bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas budaya yang memperkaya perayaan Idul Fitri. Kehadirannya di tengah keluarga membawa pesan tentang kebersamaan, keberkahan, dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Editor : Salman Alfarisi

Buras, makanan khas yang banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, memiliki tempat istimewa dalam perayaan Idul Fitri. Makanan ini tidak sekadar hidangan pelengkap, tetapi juga menyimpan makna dan filosofi yang mendalam bagi masyarakat Bugis dan Makassar.

One thought on “Mengapa Buras Selalu Hadir di Meja Makan Saat Idul Fitri?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *