Dibalik Peringatan Hardiknas, Ada Realita Pendidikan yang Terlupakan

CELOTEHMUDA.COM – Setiap tanggal 2 Mei, bendera dinaikkan, seragam adat dikenakan, dan pidato-pidato menggema di berbagai pelosok negeri. Namun, di balik gegap gempita peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), masih banyak realita pendidikan yang luput dari perhatian publik.

Di pelosok negeri, masih ada anak-anak yang menempuh belasan kilometer untuk sampai ke sekolah, guru-guru honorer yang berjuang dengan gaji minim, serta sekolah-sekolah yang berdiri di tengah keterbatasan sarana. Ironisnya, isu-isu ini kerap tenggelam di antara hingar-bingar seremoni tahunan.

Hardiknas sejatinya bukan hanya peringatan simbolik, tapi momentum untuk kembali melihat kondisi riil dunia pendidikan kita. Ki Hajar Dewantara pernah berpesan bahwa pendidikan harus menuntun segala kekuatan kodrat anak agar mereka dapat hidup sebagai manusia dan anggota masyarakat yang bahagia.

Pertanyaannya: sudahkah kita benar-benar menuntun mereka?

Tantangan pendidikan saat ini tak hanya soal akses dan fasilitas, tetapi juga kualitas pengajaran, kurikulum yang adaptif, serta kesiapan menghadapi era digital. Pemerataan pendidikan bukan lagi wacana, tapi kebutuhan mendesak demi keadilan sosial.

Di momen Hardiknas ini, mari menengok lebih dalam: bukan hanya pada seremoni, tetapi pada substansi. Bukan hanya pada kata-kata, tetapi pada aksi nyata yang menyentuh akar pendidikan itu sendiri.

Hardiknas adalah pengingat bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Jika ingin masa depan bangsa yang cerah, kita harus mulai dengan membenahi kenyataan hari ini.

Editor : Salman Alfarisi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *