Asal Usul Hari Buruh Internasional dan Tuntutan 8 Jam Kerja

CELOTEHMUDA.COM – Tanggal 1 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Buruh Internasional atau May Day, sebuah momentum bersejarah yang menjadi simbol perjuangan kaum pekerja di seluruh dunia. Di balik peringatan ini, tersimpan sejarah panjang tentang perjuangan hak-hak buruh, khususnya mengenai jam kerja yang layak dan hak untuk berserikat.

Asal-usul May Day tak bisa dipisahkan dari gerakan buruh di Amerika Serikat pada abad ke-19. Kala itu, para pekerja mengeluhkan jam kerja yang sangat panjang, mencapai 14 hingga 18 jam per hari. Di tengah kondisi kerja yang buruk dan upah rendah, buruh mulai menuntut perubahan.

Tuntutan utama saat itu adalah pemberlakuan jam kerja delapan jam per hari: delapan jam kerja, delapan jam istirahat, dan delapan jam untuk kehidupan sosial. Seruan ini pertama kali digaungkan dalam parade buruh di New York pada 5 September 1882, diikuti 20 ribu buruh yang membawa spanduk dengan tulisan “8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi.”

Gerakan buruh terus meluas. Pada 1 Mei 1886, sekitar 400 ribu pekerja di berbagai kota di AS melakukan aksi mogok besar-besaran. Aksi ini memuncak pada insiden kekerasan yang kini dikenal sebagai Haymarket Affair, ketika polisi menembaki demonstran dan sejumlah tokoh buruh dijatuhi hukuman mati. Peristiwa itu mengguncang dunia dan menyulut solidaritas global.

Sebagai respons, Kongres Sosialis Dunia yang digelar di Paris pada Juli 1889 secara resmi menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional. Resolusi ini disambut hangat oleh serikat buruh di banyak negara dan menjadi titik balik lahirnya kesadaran kolektif tentang hak-hak pekerja.

Sejak tahun 1890, May Day diperingati setiap tahun oleh kaum buruh di berbagai penjuru dunia sebagai simbol perjuangan dan solidaritas kelas pekerja. Hingga kini, tuntutan yang digaungkan lebih dari seabad lalu masih relevan: jam kerja yang manusiawi, upah layak, dan jaminan kebebasan berserikat.

Hari Buruh bukan sekadar hari libur, melainkan refleksi dari perjuangan panjang yang telah mengubah wajah dunia kerja. Spirit perjuangan dan solidaritas yang diwariskan para buruh masa lalu terus menginspirasi generasi pekerja hari ini untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan.

Editor : Salman Alfarisi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *